Illustrasi Upacara Ngaben. Sumber: pixabay.com

ICHI dan MGPSSR Gelar Pengabenan Dharmika

Umat Hindu NTB menunjukkan kepedulian dan kekompakannya. Bahu- membahu menyelenggarakan upakara pengabenan seorang dharmika, Andreyana Pasek Santosa, yang hidup sebatang kara di Mataram. Lelaki perantauan kelahiran Kota Bandung, 22 Juli 1976, meninggal dunia pada 24 Mei 2020 , diduga akibat serangan jantung. Almarhum yang sebelumnya bernama Septian Permana alias Dindin, disudi wadani di wantilan Pura Pasek, Pagesangan, Mataram, pada 23 Agustus 2012.

Begitu mendengar khabar kematian Andreyana, ICHI Regional NTB berinisiatif untuk mengurus pengabenannya. “Almarhum tidak punya keluarga di Lombok, tidak ada yang ngurus jenazahnya, ya kita punya tanggung jawab sosial untuk mengurusnya,” kata Ketua DPR ICHI NTB, Dr. Ir. I Gst. Lanang Media, M.Si, di lokasi pengabenan Setra Karang Jangkong, Mataram, kemarin.

ICHI kemudian menggandeng Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) NTB untuk melaksanakan upakara pengabenan dharmika yang semasa hidupnya berjualan boneka itu. ICHI dan MGPSSR membentuk panitia bersama pengabenan. Panitia kecil ICHI-MGPSSR melakukan penggalangan dana untuk biaya pengabenan almarhum melalui WathsApp grup (WAG). “Kita membuka ruang bagi umat Hindu yang ingin nyumbang,” jelas Media didampingi Ketua MGPSSR NTB, Ir I Gde Putra Soda.

Gayung pun bersambut, cukup banyak umat Hindu yang nyumbang. “Umat Hindu memiliki kepekaan sosial dan kepedulian kepada sesama, terutama dharmika,” ungkap Media.

Upakara pitra yadnya almarhum kemudian dilaksanakan pada hari Kamis kemarin, di setra Karang Jangkong sesuai dengan protap pencegahan Covid-19. Upakara dipuput oleh Ida Pandita Mpu Nabe Acharya Jaya Dharma Daksa Natha , Grya Taman Sayo, BTN Sweta. Tampak Panitia Bersama ICHI-MGPSSR menunjukkan kekompakan dan ketulusannya membantu hingga acara berakhir yakni ngelarung abu di Pantai Loang Baloq Mataram vsekitar pukul 16.00 Wita. Hadir dalam acara pengabenan, beberapa tokoh umat Hindu, pengurus MGPSSR, para pemangku Pura Pasek, pengurus ICHI NTB dan para mahasiswa STAH Mataram.

Mengenai keterlibatan semeton Pasek dalam acara tersebut, Ketua MGPSSR NTB, Ir I Gde Putra Soda, mengatakan benang merahnya adalah karena almarhum disudi wadani di Pura Pasek. “Almarhum telah menjadi keluarga besar Pasek, makanya kami merasa punya kewajiban moral untuk ambil bagian dalam pengabenan ini,” jelas Putra Soda.

Menyinggung soal dana yang terkumpul, I Gst. Lanang Media menyebutkan, sekitar Rp. 48.000.000. “Sisa dana akan digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial seperti memberikan bantuan kepada umat yang kurang mampu, berderma kepada pemangku, termasuk untuk pembinaan para dharmika. Di dalam kita melakukan kegiatan sosial nanti, mengatasnamakan almarhum, karena dia yang punya dana,” jelas Media.
Sesepuh umat Hindu Lombok, dr I Komang Gerudug, melihat kepedulian dan kebersamaan umat Hindu sangat bagus. “Bagus sekali, ini wujud rasa persatuan sesuai dengan ajaran sastra vasudaiwakutumbakam,” kata tokoh umat yang akrab disapa Pak Dokter itu. (r)