oleh: I Nyoman Widia
Hari ini adalah Hari Suci Saraswati dan kita merayakannya setiap dua ratus sepuluh hari sekali. Artinya, perayaan kali ini bukanlah sesuatu yang baru, tetapi sudah menjadi rutinitas dan kebiasaan setiap tujuh bulan kalender. Namun demikian, datangnya Hari Suci Saraswati kali ini bertepatan di bulan Mei dan terasa istimewa karena baru beberapa hari yang lalu kita memperingati Hari Pendidikan Nasional (2 Mei) dan sebentar lagi kita menyambut Hari Kebangkitan Nasional (20 Mei).
Lantas, makna apa yang bisa kita berikan terhadap tiga momen penting yang terjadi dalam satu bulan ini?
Salah satu tujuan dibentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Kecerdasan sungguh penting agar bangsa Indonesia mampu terus melakukan transformasi agar dapat mengejar ketertinggalan dari negara-negara maju. Dan, tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dapat dicapai melalui pendidikan yang memadai.
Melalui jalur pendidikan seseorang dapat melakukan perubahan sikap, perilaku, serta wawasan ke arah yang lebih baik. Dan, semua perubahan itu dapat dicapai melalui ilmu pengetahuan yang diperoleh sesuai jenjang pendidikannya, baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal.
Pada era Revolusi Industri 4.0 ini cara-cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan tidak hanya melalui sekolah-sekolah formal ataupun kursus-kursus, tetapi seseorang dengan mudahnya mendapatkan suatu pengetahuan dari internet. Buku-buku, bahkan kitab suci, sudah terbiasa dibaca melalui gawai. Demikian juga penyebaran ilmu pengetahuan dengan sangat cepat bisa dilakukan via media sosial.
Dengan semakin mudahnya akses terhadap ilmu pengetahuan, maka kita sebaiknya lebih selektif dan bijaksana dalam memilih dan memilah informasi/pengetahuan, khususnya dari media sosial. Tidak semua pengetahuan/informasi itu bermanfaat bagi kehidupan kita. Banyak hal yang kita baca justru menjadikan beban bagi pikiran kita.
Melalui perayaan Hari Suci Saraswati kali ini kita bisa mendapatkan inspirasi dari seekor angsa yang dengan bijak mampu memilah dan memilih makanan yang cocok buat dirinya, walau makanan itu diperoleh dari kubangan lumpur sekalipun. Meskipun arus informasi/pengetahuan demikian derasnya mengalir di dunia medsos, tetapi dengan bijaksana kita bisa memilihnya untuk dijadikan asupan nutrisi bagi jiwa kita.
Di samping kebijaksanaan dalam memilih pengetahuan, keyakinan terhadap Sang Hyang Aji Saraswati dapat kita jadikan pegangan dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang kita peroleh. Secerdas apapun kita, kalau kita menggunakan ilmu pengetahuan untuk hal-hal yang kurang baik (a-dharma), bahkan merugikan kehidupan bermasyarakat, maka kecerdasan itu sia-sia belaka. Dengan kata lain, ilmu pengetahuan sebaiknya digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat (dharma). Dengan bertambahnya ilmu pengetahuan yang kita miliki, kehadiran kita di dunia ini semakin bermakna dan kian bermanfaat bagi orang lain.
Menyongsong Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei mendatang, mari kita jadikan perayaan Hari Suci Saraswati kali ini sebagai momentum kebangkitan diri pribadi (personal) agar kehidupan kita semakin berkualitas. Dengan demikian, kualitas kebermanfaatan kita juga semakin meningkat hari demi hari.
Mari kita semakin bijak dalam memilih informasi/pengetahuan di media sosial dan dengan bijaksana juga kita gunakan di jalan Dharma (kebajikan). Jangan mudah termakan hoax dan jangan mudah pula membagikan informasi yang belum jelas kebenarannya. Mari saling berbagi pengetahuan yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas diri.
Selamat Hari Suci Saraswati. Semoga kita semakin bijak dalam memilih pengetahuan dan semakin bijaksana dalam mengimplementasikan ilmu pengetahuan tersebut.
Salam berkelimpahan bahagia.